Selasa, 09 Agustus 2011

Silaturahmi..

“Wat taqullâhal ladzîna tasâalûna bihî wal arhâm.”
Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, yang dengan nama-Nya kamu saling memohon dan peliharalah silaturahim.”(QS. An-Nisa 1)

Hampir semua orang akrab dengan kata “Silaturahmi”. Hal ini bisa dilihat dari seringnya kita menemukan penggunaaan kata silaturahmi pada setiap kesempatan, misalnya saat hari raya, reunian, atau sekedar komunikasi lewat sms, telfon dan dunia cyber.  Silaturahmi sering dikenal sebagai upaya memelihara hubungan baik, entah itu dengan keluarga, tetangga, atau teman.  Adapun silaturahmi menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah menyambung tali persahabatan atau persaudaraan. Terlepas dari hal tersebut, pernahkan kita sejenak merenungkan hakikat utuh dari silaturahmi?
Al-Qur’an secara special memposisikan perintah silaturahmi setelah perintah taqwa. Hal ini mengindikasikan bahwasanya silaturahmi mempunyai posisi urgen dalam kehidupan. Mengapa demikian? Karna silaturahmi merupakan ibadah yang sangat mulia, mudah dikerjakan dan membawa berkah. Kita sebagai kaum muslimin hendaknya tidak melalaikan dan melupakan silaturahmi, melainkan meluangkan waktu untuk melaksanakan amal shalih ini. Terlebih dengan fasilitas transportasi dan komunikasi yang kian mudah.

Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang merasa senang bila dimudahkan rezekinya dan dipanjangkan usianya, maka hendaklah dia menyambung hubungan kekeluargaan (silaturahmi). (Shahih Muslim No.4638)
Begitu besarnya makna silaturahmi dalam Islam, sehingga Allah SWT memberikan dua buah kebaikan bagi pelaku silaturahmi, yakni dimudahkan rezekinya dan dipanjangkan usianya. Silaturahmi merupakan akhlak yang mulia dan diserukan oleh Islam. Bahkan bagi orang yang memutuskan silaturahmi Allah SWT memperingatkannya dengan laknat dan azab, diantara firman-Nya:

Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan ? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikanNya telinga mereka, dan dibutakanNya penglihatan mereka.” (QS Muhammad 47:22-23).

Bahkan dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa Muhammad Baqir ra pernah mendapat wasiat dari ayahnya (Imam Zainul Abidin, ra). Ia (kata Baqir) telah berwasiat kepadaku, “Janganlah duduk bersama lima jenis manusia. Jangan berbicara kepada mereka, bahkan jangan berjalan bersama mereka, meskipun tidak disengaja. Pertama, Orang Fasik. Karena ia akan menjualmu hanya untuk sesuap makanan. Kedua, Orang Bakhil. Karena ia akan memutuskan hubungan di saat kita kita memerlukan. Ketiga, Pembohong. Karena ia akan menipumu. Karena ia akan senantiasa menipumu. Keempat, Orang Bodoh. Karena ia berkeinginan memberikan manfaat bagimu, namun karena kebodohannya, ia jutru merugikanmu. Kelima, Orang yang memutuskan tali silaturahmi. Karenanya, janganlah berdekatan dengannya.

Betapa nyata laknat dan azab Allah bagi hamba-hamba-Nya yang memutuskan tali silaturahmi sehingga kita sebagai kaum muslimin hendaknya dapat memaksimalkan usaha kita untuk menguatkan tali silaturahmi. Banyak cara yang dapat kita lakukan misalnya, dengan berkunjung kerumah saudara-saudara kita, membuat pertemuan, atau sekedar menghubunginya lewat ponsel atau media cyber sekaliber Facebook, MySpace, Twitter dll.

Berbagai kemudahan transportasi dan komunikasi tentu akan lebih memaksimalkan upaya kita dalam mengukuhkan tali silaturahmi, terlebih dengan bermunculannya media komunikasi yang kian waktu kian canggih. Hal inilah yang perlu kita garis bawahi, bahwasanya kemajuan teknologi ibarat sebuah pisau, alias tergantung siapa yang menggunakannya.

Ditangan orang baik, pisau mungkin akan digunakan untuk memotong sayuran (memasak). Namun ditangan orang yang tidak bertanggung jawab, pisau tersebut mungkin akan digunakan untuk melukai atau bahkan membunuh seseorang. Pilihan kini ada ditangan kita, apakah kita akan memanfaatkan teknologi untuk kebaikan, dalam hal ini untuk memaksimalkan silaturahmi atau justru sebaliknya?

Memanfaatkan ponsel, facebook, twitter dan segudang fasilitas lainnya merupakan hal yang positif, apalagi jika dimanfaatkan untuk menguatkan hubungan pertemanan dan persaudaraan. Namun jika tidak berhati-hati, pengunaan teknologi yang ada justru akan mengakibatkan hal negative terjadi. Maka, kenalilah batasan-batasan dalam berinteraksi dengan teknologi, terlebih dunia cyber.

Sebagai contoh, baru-baru ini The Daily Mail menyebutkan, bahwa seseorang yang kecanduan jejaring sosial seperti facebook, myspace dll dapat membahayakan kesehatan dan cenderung membuat si penggunanya suka mengisolasikan diri. Hal ini tentu bukanlah efek yang baik karna dapat menimbulkan keringanya sebuah hubungan pertemanan atau persaudaraan. Para individunya tidak lagi mengahadiri pertemuan, social gathering dan lebih memilih berlama-lama dengan computer atau ponselnya.

Dengan demikian, kita dituntut lebih selektif dan berhati-hati dengan penggunaan jejaring sosial. Pertemuan langsung dan diskusi bersama nampaknya masih merupakan cara terbaik untuk menguatkan tali silaturahmi. Meski kadang sulit dilakukan karna kesibukan yang kian padat. Namun, kita tentu berharap termasuk kedalam orang yang dapat melaksanakan silaturahmi dengan baik dan menggunakan segala fasilitas yang ada dengan bijak. Sehingga, hal-hal yang tidak diharapkanpun dapat dihindari.

Wallahu’alam bishowab 

Rancamanyar, 09 Agustus 2011 01.14
Vissiana Rizky Sutarmin