“Wahai
Jelaga Tiga Sangkakala, aku bukanlah orang jahat..”
Kay, hidup adalah pilihan. Klasik ya, tapi begitu adanya.
Dan pilihan berat harus dia pilih saat suara itu muncul. Suara yang sudah tidak
asing bagi kita, namun masih begitu asing bagi dia. Ini aku tulis percakapan
antara dia dan suara itu, ku buat berurutan agar kamu mudah memahaminya.
Suara itu : “Siapakah dia yang lain yang sedang
bersamamu itu?”
Dia : “Dia yang lain itu adalah temanku.”
Suara itu : “Teman? Adakah artinya bagimu?”
Dia : Terdiam cukup lama, “Banyak, dia yang lain itu amat berarti buatku. Bila dia yang lain itu
tidak ada, tetiba saja kakiku menjadi lemah, aku berjalan tapi seperti
melayang, dadaku terasa sesak dan aku pun jadi demam.”