“Respect to all teachers around the
world”
Rasanya
tidak mungkin jika kita hidup tanpa seorang guru. Semua manusia berkembang
tidak lepas dari bimbingan guru. Ya, guru itu bisa siapa saja dan apa saja. Tergantung
seluas apa cara pandang kita. Bisa guru yang mengajar disekolah, dosen di
kampus, orang tua kita, saudara-saudara kita, alam semesta, hewan, tumbuhan
dll.
Sungguh,
saya amat sangat bersyukur atas karunia Allah menghadirkan banyak guru yang
luar biasa dalam hidup saya. Dengan pelantara mereka semuanya lah, saya belajar
hidup dengan baik. Belajar berjalan pertama kalinya dengan bimbingan ibu dan
ayah, belajar mengeja dan membaca dengan guru TK dan SD yang penyabar, belajar
meluaskan pemikiran dengan dosen dan guru besar, juga belajar makna hidup
dengan guru kehidupanku yang aku sayangi.
Oya,
tidak lupa. Sebagai seorang muslim kita pasti sudah diajarkan mengaji sedari
kecil. Guru mengaji kita adalah yang paling luar biasa, mereka membantu kita
membangun pondasi hidup yang dengan kehendak-Nya membuat kita kokoh bertahan bahkan
hingga akhir hayat.
Rasanya
tidak berlebihan jika saya katakan bahwa jika seorang manusia yang muslim hidup
didunia ini tanpa bimbingan “seorang guru” maka kehidupannya akan diselimuti
dilema. Ya, hanya Allah yang Maha Memberi Petunjuk, namun dapatkah kita peroleh
petunjuk tanpa ikhtiar?
Baik,
sebelum dilanjutkan saya ingin menyamakan persepsi terlebih dahulu mengenai
sebuah kata, “guru”. Mudah-mudahan dengan menyamakan persepsi terlebih dahulu
pesan dalam susun kata ini dapat maksimal terbagi.
Seperti
yang sempat saya singgung diatas, guru itu bisa siapa saja, bahkan bisa saja
itu teman kita sendiri atau alam semesta yang tasbihnya tak henti. Siapapun yang
membuat kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran, siapapun yang dapat membuat
kita menjadi manusia yang lebih baik setiap harinya, dan siapapun yang
mengajari kita untuk semakin yakin dan mencintai Tuhan layak disebut guru? Bagaimana
setuju?
Nah,
kemudian kita kerucutkan sebuah kata “guru” menjadi “guru ngaji”. Apa yang ada
dibenak teman-teman tentang “guru ngaji”? Apakah seseorang yang mengajari kita
membaca Al-Qur’an, mengkaji Hadits, mengenalkan kita sejarah agama atau
mengajari kita tata cara shalat? Ya, tepat sekali.
Namun
disini saya ingin memperluas maknanya, jadi tidak hanya mengajarkan membaca
Al-Qur’an, tata cara shalat dll, tapi juga mengajari kita untuk “bertahan hidup”,
membantu kita menemukan jalan keluar akan persoalan-persoalan hidup, dan tanpa
henti terus membagi ilmu serta mengajari kita untuk semakin cinta pada Tuhan
setiap harinya.
Seperti
kita tahu, umur semakin bertambah, hidup semakin berkembang, zaman kian berubah
dan otomatis persoalan hidup semakin kian kompleks. Jika pondasi kurang kokoh
maka kehancuran adalah keniscayaan. Kita bisa lihat fenomena era ini dimana
penderita depresi dan masuk Rumah Sakit Jiwa semakin meningkat setiap harinya,
pembunuhan dan bunuh diri, pencurian dan perampokan, dan masih banyak lagi.
Ya,
begitulah jadinya jika kita hidup tanpa adanya pondasi yang kuat. Hal-hal
negatif sangat mungkin menghampiri kita terlebih ditengah zaman yang kian ironi
ini. Segala sesuatu harus ada ikhtiar atau jalannya bukan? Maka, milikilah “guru
ngaji” dalam hidup kita. Guru yang senantiasa membantu kita ketika kita
kebingungan dan dilanda keraguan, guru yang selalu memapah kita dikala pondasi
kita merapuh, guru yang selalu mengingatkan kita ketika kita melakukan
kesalahan, guru yang dengan wasilahnya kita jadi lebih yakin dan mencintai
Tuhan. Sudahkah kalian memiliki guru mengaji? Jika belum, segeralah mencari,
percayalah hidupmu akan lebih terarah dan berarti.
Ya,
sekali lagi ingin saya tegaskan, ini hanyalah ikhtiar. Allah Maha Berkehendak,
Maha Memberi Petunjuk, Maha Pengasih dan Maha Pengampun. Namun, selalu ada
jalan yang arus kita tempuh. Milikilah minimal seorang guru mengaji. Mari
selalu berusaha untuk lebih baik setiap harinya. Mari semakin kuat menghadapi
hidup sebuas apapun zaman yang menjadi massa kita. Mari belajar hingga ajal
menjemput kita.
Salam
hormat untuk semua guru di dunia ini, pahlawan tanpa tanda jasa, yang ilmunya
bermanfaat tiada henti. Salam hormat untuk semua guru mengaji, pejuang pembawa
cahaya terang dibumi, yang ilmunya bermanfaat sampai mati.
Semoga
kalian semua senantiasa dijaga, disayangi dan diberkahi Allah. Terimakasih
untuk segalanya.
Teruntuk
guru mengajiku yang begitu ikhlas berbagi dan sabar membimbing (Bunda, Ayah,
Pak Asep Rohmat dan Bang Yadi). Setiap kata yang muncul dari lisan kalian begitu
menghujam kedalam hati. Meski tak formal seperti da’i di TV, yang setiap
jengkal kata diselingi ayat Qur’an dan Hadits, tapi aku yakin berangkat dari
sanalah kalian memapahku. Respect!!
*sumber gambar: www.google.com
14
April 2013, 23: 45
Vissiana
Rizky Sutarmin