Sabtu, 12 November 2011

Merindukan Kematian




Bunda, Malaikat Izroil telah memberitahuku
Dengan kabar kematian seorang tetangga tadi pagi
Bunda, Malaikat Izroil telah memberitahuku
Dengan kabar wafatnya seorang sahabat
Bunda, Malaikat Izroil telah memberitahuku
Dengan onggokan tubuh yang tengah sakaratul maut tanpa daya

Ya bunda, Malaikat Izroil telah memberitahuku
Bahwa hidup ini tak kan selamanya
Bahwa setiap insan akan berpulang
Bahwa begitu banyak manusia terlena, padahal bayang-bayang kematian selalu menggelayuti ubun-ubunnya

Bunda, Malaikat Izroil telah memberitahuku
Bahwa kematian akan menghampiriku, selanjutnya..
Entah nanti, entah segera..

Bunda, aku dan Malaikat Izroil..
Begitu dekat..


Rumah kita, 12 November 2011 : 05.36

Vissiana Rizky Sutarmin

Minggu, 06 November 2011

Syahdunya Idul Adha Tahun Lalu, Tahun Ini??


Jika dipikir-pikir lebih dalam, waktu memang tidak terasa berlalu begitu cepat. Rasanya, baru saja kemarin saya merasakan suasana Idul Adha di tanah Sleman, Jogjakarta, tepatnya di Youth Center. Masih lekat dalam benak saya wajah-wajah ceria sang bocah merapi, yang masih bisa berlarian riang ditengah ancaman gempa dan hujan debu vulkanik yang membahayakan saluran pernafasan.

Kenangan itu benar-benar membuat saya sangat sedih. Sungguh, saya merindukan saudara-saudara saya di sana. Tapi, entah kapan saya kembali kesana mengingat kesempatan yang kian menyempit. Jadi teringat ketika beberapa hari sebelum hari idul Adha tiba, panitia memberi pengumuman bahwa di hari H idul Adha setelah shalat Id akan diadakan makan bersama alias presmanan massal. Semua yang mendengar girang bukan kepalang, begitupun saya dan teman-teman KAMMI UIN Bandung lainnya yang saat itu diamanahkan menjadi relawan.

Asli seruuu.. dan tak akan terlupakan hiruk pikuknya melayani makan dan minum untuk sekitar 1000 orang lebih. Makan kali ini begitu special. Bukan soal sate kambing, sop daging sapi atau es campurnya yang segar. Tapi ini soal “kebersamaaaaannn”.

Saat-saat itu sangat sulit saya lupakan, terlebih di hari ini, Idul Adha 1432 H, mengingatkan saya pada elegi tak tertahan menyadari bahwa mereka kini telah jauh dan entah berada di daerah mana. Saya dibandung, mereka di Jogja, itu pun sudah menyebar ke berbagai daerah. Namun, tak kan ada yang bisa menghalangi ikatan tali Allah, pun dengan seisi dunia, ikatan hati tidak akan pernah dapat dibeli. Semoga saudaraku, dimanapun kalian berada, Allah senantiasa mengikat hati-hati kita. Semoga kelak, kita dipertemukan kembali..

Salam untuk anak-anak merapi mengispirasi, Salsa, Ridwan, Nanda, Isti, Fandy, Heriawan, Imam, Paijo, dan semuanya ^_^
Sampai bertemu lagi..






Rumah, 06 November 2011 05:39