Jumat, 30 September 2011

Tuhan, Aku Bingung




Aku sering mendengar tagline ini, “Don’t judge book by cover”. Sering sekali, saat diskusi, debat atau sekedar ngobrol ringan dengan teman. Kita tidak boleh menilai sesuatu hanya dari tampilannya saja, isi seyogyanya lebih penting. Tapi aku bingung, apakah yang berpenampilan baik pasti baik pula hatinya? Apakah yang berpenampilan buruk, buruk pula hatinya? Apakah yang berpenampilan baik bisa jadi buruk hatinya? Atau yang berpenampilan buruk bisa saja baik hatinya?
Sempat aku menemui orang-orang yang begitu luar biasa. Segala tentangnya aku salutkan. Kecerdasannya, kesungguhannya belajar, penampilannya yang baik, tutur katanya yang santun, kesabarannya mengarungi ujian, ketabahannya menerima segala kekurangan dll. Tapi, setelah dua tahun aku merasa ada sesuatu yang disembunyikan. Ya, sisi gelap. Wajar memang, menurut ku orang ini tidak salah. Karna sepertinya memang sudah jadi tabiat manusia untuk menutupi segala kekurangan dan menonjolkan kelebihan. Manusiawi sekali.
In other side, aku menemui orang yang tampilannya sangat berantakan, apa adanya, tidak dibuat-buat, bertingkah biasa saja. Tapi setelah beberapa lama sosoknya membuat aku malu. Ide-idenya ternyata brilian, kebaikannya pada sesama begitu luar biasa, mampu melakukan perbaikan pada sisi-sisi yang di lupakan para  “pejuang” yang mengaku ingin melakukan perubahan, dll.
Mungkin disini letak keluarbiasaannya, meski aku bingung tapi aku yakini ini semua bukan tanpa hikmah. Memang selalu ada kejutan-kejutan dari Tuhan untuk menguji kita. Terkadang sesuatu diluar “teks” membenturkan kita pada realitas. Sama halnya seperti “mengapa terjadi, kedua orangtuanya shaleh tapi anaknya salah?” atau “ko bisa ya, orang tuanya hidup di dunia penuh kegelapan tapi anaknya shaleh?”. Padahal baik secara teologis maupun rasional hal itu mungkin aneh. 
Tapi itulah seninya. Tuhan mengajarkan kita untuk bijak. Bahwa apa yang mungkin akan dihadapi sangat jauh berbeda dengan apa yang diujar oleh “teks”.  Sungguh, hanya Tuhan yang Maha Tahu isi hati setiap hamba-Nya. Semoga kita tidak terjebak pada prasangka buruk dan salah menilai. Semoga kita bisa bijak menghadapi apapun kemungkinan yang terjadi sehingga tidak adalagi saling menyalahkan oranglain dan membenarkan diri sendiri.
Tuhan, beritahu aku mana yang benar-benar baik. Izinkan aku menjadi temannya. Meski aku sendiri pun tak tahu diri ini benar atau tidak. Tuhan, setiap insan Kau anugerahkan lebih dan kurang. Begitupun aku. Aku tidak akan menjudge seseorang yang punya sisi gelap. Karna bisa jadi (pasti) akupun memilikinya. Hanya jujur, aku tidak suka orang yang berpura-pura benar, membagus-baguskan diri, berbeda antara kenyataan dengan hati. Tolong jangan pertemukan aku dengan orang yang seperti itu. Dan aku berlindung atas segala kemunafikan, berlindung atas segala kesalahan persepsi, berlindung atas kebingungan yang membuat ku berpikir agak “radikal” malam ini. Tuhan, aku berlindung pada-Mu. Meski aku mungkin belum benar :(

"Wahai sekalian orang yang beriman, jauhilah olehmu banyak prasangka, karena sebagian besar sangka-sangka adalah dosa, dan jangan kamu meng­intip-intip, dan jangan mengumpat (gunjing) setengah terhadap yang lain. Sukakah kamu memakan daging saudaramu yang telah mati, niscaya kamu jijik terhadapnya. Dan takwalah kepada Allah. Sesungguhnya Tuhan Allah adalah pemberi taubat dan amat kasih-sayang. " (al-Hujurat: 12)

“…Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati.” (Asy-Syuro: 24)

Wallahu’alam..


Cibiru, 30 September 2011 23:38
Vissiana Rizky Sutarmin

2 komentar: