Senin, 13 Juni 2011

Generasi Muda Latah Korban Isme Menyesatkan

oleh: Vissiana Rizky Sutarmin
Mencengangkan, hasil riset dari penelitian yang dilakukan oleh KOMNAS Perlindungan Anak(2007) maupun BKKBN (2010) menyebutkan bahwa lebih dari 50% remaja perempuan telah kehilangan keperawanannya serta mengaku pernah melakukan hubungan seks sebelum menikah. Parahnya, sebagian dari mereka mengalami kasus hamil diluar nikah yang sudah barang tentu “melahirkan” persoalan lain yakni maraknya praktik aborsi illegal. Pun pada kasus narkoba. Barang haram ini tercatat telah dikonsumsi oleh sekitar 19% dari jumlah keseluruhan remaja di Indonesia. Itu berarti sekitar 14 ribu remaja telah terindikasi sebagai pengguna narkoba. Terlepas dari benar salah atau tepat tidak tepatnya hasil riset tersebut, tentu hasil riset tersebuat bukanlah hal yang menyenangkan bagi kita semua, terlebih bagi orang-orang yang peduli akan nasib para penerus bangsa  tersebut.
Ya, paradigma para remaja dan pemuda kini telah diracuni, pemikirannya telah “dicekoki” hal-hal yang tidak penting, jiwanya mati suri dan karakternya telah dibunuh oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, yang memang menginginkan remaja dan pemuda hancur, terlebih remaja dan pemuda Islam.
Inilah hasilnya, efek domino dari sebuah frame yang kebanyakan orang menyebutnya “gaul”. Tidak cukupkah banyaknya hasil riset yang membuat bulu kuduk kita berdiri karna ngeri membuat kita sadar dan prihatin akan kondisi remaja saat ini? Atau pernahkah kita merenung, sebab apa yang sebenarnya membuat kondisi remaja masa kini begitu memprihatinkan?
Gaul Versi Remaja Masa Kini
Istilah gaul sebenarnya bukanlah barang baru, terlebih untuk dunia remaja. Bagi mereka, adalah sebuah kebanggaan manakala menyandang predikat gaul. Namun sebaliknya, kealergian besar ketika disebut kuper oleh kalangannya. Bila kita perhatikan,  gaul, keren atau up to date versi para remaja kini makin beragam saja. Seseorang dikatakan anak gaul manakala ia berpengetahuan luas soal mode terkini alias gak norak , berbusa-busa ketika berbicara soal film, album para penyanyi atau grup band terkini hingga hapal betul tentang gossip-gosip terbaru para artis beserta gaya hidupnya.
Selintas tidak ada yang salah dengan aktivitas mencari tahu perkembangan music, film, mode maupun trend hidup masa kini oleh para remaja. Namun hal tersebut bisa menjadi pemicu rusaknya moral manakala kaum mudanya mulai latah untuk mengikuti gaya hidup tersebut. Padahal gaya hidup tersebut telah membawa ide permisivisme (serba boleh) serta hedonisme (pemujaan terhadap kenikmatan yang bersifat materi dan jasadi belaka) yang sudah pasti merupakan pertanda buruk eksistensi bangsa dan agama. Bukan hanya itu, racun permisivisme dan hedonisme juga akan membuat kaum muda mengalami degradasi moral, penurunan intelektual, penurunan produktivitas untuk berkarya hingga penurunan kepedulian.
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan dimintai pertanggungjawabannya.” (QS al-Isrâ’ [17]: 36)
Inilah cikal bakal dari hancurnya kaum muda. Berawal dari salahnya kaum muda menilai istilah gaul dan terperosoknya mereka ke dalam jurang permisivisme dan hedonisme. Sehingga, kasus-kasus yang melanda remaja tidak jauh dari seks bebas, kriminalitas, minuman keras, narkoba dan banyak  kasus lainnya. Lalu mengapa kaum  muda begitu mudah terbawa oleh paradigma-paradigma busuk para penghancur ? mengapa mereka begitu merasa nyaman dalam asuhan barat yang menyesatkan? Banyak sebab yang melatarbelakangi fenomena ini, mulai dari lingkungan, keluarga, factor ekonomi dll. Salah satu sebab yang paling memegang andil adalah iman. Karna lemah imanlah kaum muda kini bermental ayam , berfikir bagai kambing yang mudah dikebiri serta hidup seperti debu yang rela diterbangkan kemanapun angin mengarah, tidak punya prinsip.
Bila sudah begini, siapa yang mengaku bertanggung jawab?Tidak perlu menuduh siapapun, karna kaum remaja itu sendirilah yang harus merubah dirinya ditambah dukungan keluarga, lingkungan pun tokoh-tokoh agama juga pemerintah.
Agar Tidak Latah Kemudian
Menciptakan iman yang kuat guna membentengi kehidupan memang bukan perkara mudah. Namun kita bisa mengupayakannya dari pada berdiam diri pada kondisi dimana kebanyakan remaja “keselek” gaul. Lemah iman telah membuat para remaja menjadi tidak selektif sehingga disadari maupun tidak telah latah menjalani kehidupan yang permisivisme dan hedonisme. Maka tidak ada jalan lain selain mengokohkan iman serta mengokohkan aspek penunjang lainnya seperti keilmuan, amal, jaringan , ekonomi dll.
Kembali pada Islam, inilah solusinya. Mulailah gaul dengan islam dan ajarannya. Boleh jadi kita kian terhina dan tersesat dengan isme-isme asuhan barat justru karna kita sebagai generasi penerus malah meninggalkan ajaran Islam. Tentunya kita sebagai kaum muda jangan hanya semangat  gaul soal music, film dan artis-artis sedangkan soal ke-Islaman malas bahkan ditinggalkan. Mulai saat ini, kita wajib gaul dengan Islam. Kembangkanlah ilmu tentang hukum dan pemikiran Islam secara lebih luas, perdalam terus Islam agar selamat dunia dan akhirat. Jangan sampai kita menjadi “kuper” karna ketinggalan dalam pengetahuan agama sehingga eksistensi kita sebagai kaum muda dipertanyakan. Sebagaimana nasehat Imam Syafi’I yang patut kita renungkan.
“Sesungguhnya kehidupan pemuda itu, demi Allah hanya dengan ilmu dan takwa (memiliki ilmu dan bertakwa), karena apabila yang dua hal itu tidak ada, tidak dianggap hadir (dalam kehidupan).”
Maka, janganlah takut dikatakan norak apabila kita selalu semangat untuk meningkatkan ketakwaan serta ilmu pengetahuan kita, baik ilmu agama maupun ilmu umum yang bermanfaat. Adalah hal yang luar biasa manakala seorang pemuda memiliki ketakwaan, tinggi ilmunya serta berpengetahuan luas tentang banyak hal yang positif. Namun jangan lupa, iringilah ilmu dan takwa dengan amal agar kita selalu dekat dan senantiasa dalam bimbingan Allah SWT.
Selain dengan takwa, ilmu dan amal, kita juga perlu memperhatikan lingkungan kita. Opick dalam syairnya menyebutkan bahwa point ketiga dari obat hati adalah berkumpul dengan orang-orang shaleh (lingkungan yang baik). Hal ini bisa menjadi sokongan bagi kita agar senantiasa berada dalam kebaikan. Selain itu manakala kita terjatuh dalam kesalahan serta kekeliruan, Insyaallah akan ada saudara-saudara disekitar kita yang mengingatkan. Namun perlu diingat,hal tersebut jangan sampai menjadikan kita menjauh dari saudara-saudara kita yang belum kembali pada Islam dan malah membuat kita eksklusif. Tidak salah tetap bergaul dengan mereka asalkan kita tetap berhati-hati dan tidak ikut latah dengan perbuatan mereka yang masih permisivisme dan hedonisme. Malah, alangkah lebih baik manakala kita bisa membawa saudara-saudara kita merasakan manisnya gaul dengan Islam.
Disinilah letak pembeda antara remaja yang gaul dengan Islam dibanding remaja yang gaul dengan asuhan barat. Kepedulian. Ya, kepeduliaanlah yang membuat remaja dengan ajaran Islam lebih gaul daripada remaja dengan asuhan budaya dan pemikiran barat. Karna remaja  asuhan barat tidak akan peduli pada lingkungan sekitarnya, sehingga mereka tidak punya kecerdasan social karna hanya sibuk dengan kesenangan diri yang fana. Sedangkan remaja yang memegang teguh ajaran Islam akan peduli dan ringan guna memberi bantuan dan manfaat bagi sekitarnya. Remaja peduli yang paham kondisi umatnya, tidak skeptic menanggapi persoalan negerinya serta peka terhadap keadaan saudara-saudara disekitarnya.
Maka tidak ada yang salah ketika menjadi remaja gaul ataupun remaja keren, karna agamapun  tidak melarangnya. Bukankah Islam tidak pernah alergi dengan perkembangan zaman? Namun perlu digarisbawahi bahwa tidak 100% efek perkembangan zaman itu positif. Sehingga sikap selektif dalam menerima hal-hal baru serta kehati-hatian patut menjadi prinsip kita. Pastikan apa yang kita kerjakan tetap pada koridor Syariat Islam supaya kita tidak tersesat dan bisa menikmati gaul sehat dengan islam. Gaul yang berarti berpengetahuan luas dan keren yang berarti rapi, indah dan tidak kumuh.Ingatlah bahwa gaul tidak berarti bebas berbuat!
Semoga remaja masa kini dengan amanah beratnya  sebagai generasi penerus bukan hanya gaul tapi juga kuat iman, kuat ilmu, kuat amal, punya kepedulian dan juga punya karya. Senantiasa mengiringi kehidupan dengan kepribadian luhur, pola pikir dan pola sikap yang disandarkan kepada ajaran Islam. Sehingga kedepannya kaum remaja dapat terlepas dari kerangkeng isme-isme busuk asuhan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan menjadi generasi muda yang lebih baik. Namun tetaplah niatkan semua upaya untuk menjadi lebih baik ini hanya untuk ibadah kepada Allah SWT. Semoga akan selalu ada keberkahan bagi kaum muda agar senantiasa dalam bimbingan-Nya dijalan kebenaran. Tentunya besar pula harapan kita semoga kaum muda semakin menyadari akan potensi besarnya untuk merubah dunia ini. Wallahu’alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar