Teringat
kisah bangkitnya bangsa Jepang menjadi bangsa yang besar dan diperhitungkan.
Siapa sangka, dahulu bangsa Jepang pernah sangat hancur diluluhlantahkan bom
atom sehingga rakyatnya banyak yang binasa dan kalaupun hidup, mereka hidup
dalam kecacatan. Saat kondisi Jepang hancur lebur, bukan berapa banyak korban
wafat yang ditanya Kaisar Hirohito, bukan pula berapa kerugian yang diderita
tapi berapa guru yang tersisa. Ya, guru lah yang menjadi acuan utama, karna
masih adanya guru maka harapan kebangkitan Jepang masih terbuka lebar.
Guru
yang tersisa saat itu, dipompa semangatnya guna mendidik generasi penerus
dengan pendidikan kejujuran, keuletan, semangat dan nasionalisme. Kita bisa
lihat hasilnya, kini Jepang menjadi bangsa yang besar, cerdas dan karya-karya
anak bangsanya pun tidak bisa dipandang sebelah mata. Disinilah letak betapa
posisi guru begitu penting. Sungguh tak dapat dibayangkan jika saat itu guru
tidak mendidik generasi muda dengan baik, mungkin kondisi Jepang kini tidak
akan jauh beda dengan saat masa kelamnya dahulu.
Pun
yang terjadi di Indonesia. Jika kita mau berkaca sebentar saja pada cermin
sejarah, sungguh peran guru begitu merasuk sampai relung-relung kebangkitan
bangsa ini. Mereka berjuang, mendidik generasi muda dengan menanamkan kesadaran
akan harga diri dan bangsa serta menanamkan semangat nasionalisme guna
menyongsong masa depan bangsa yang lebih baik.
Ibarat
pohon pisang yang tak berbuah sebelum bertunas, maka guru pun mengerahkan
segala potensi dan semangat berkorbannya untuk menyiapkan tunas terbaik yang
akan meneruskan perjuangan membawa bangsa ini pada podium jawara. Itulah
embrional dari kebangkitan bangsa ini lepas dari belenggu kelam penjajahan.
Guru,
dengan segala kelebihan dan semangat berkorbannya kadang terlupakan dalam benak
kita. Padahal kita bisa melakukan banyak hal adalah karna pondasi kuat yang
guru-guru kita bangun untuk kita, yakni membaca dan menulis.
Guru itu Kaya
Siapa
yang lebih kaya dibandingkan guru? Rasanya tak ada, meski mereka bukan kaya
dengan harta atau materi tapi lebih dari itu, mereka kaya dengan ilmu dan
kebaikan dalam mengajarkan ilmu yang dimilikinya. Begitu banyak keutamaan yang
dimiliki oleh seorang guru, pertama mereka berilmu dan mengamalkan ilmunya pada
murid serta masyarakat dan karna itulah pahala yang mereka dapat berkepanjangan
dan tidak akan terputus.
“Siapa yang mengajak
kejalan mengerjakan sesuatu amal yang baik, adalah baginya
pahala sebanyak pahala orang-orang yang menurutnya, dengan tidak
mengurangi sedikit pun pahala itu dari pahala-pahala mereka; dan
(sebaliknya) sesiapa yang mengajak kejalan mengerjakan sesuatu amal yang
menyesatkan, adalah ia menanggung dosa sebanyak dosa orang-orang yang
menurutnya, dengan tidak mengurangi sedikit pun dosa itu dan dosa-dosa mereka.” (Muslim, Abu
Daud dan Tirmizi)
Kedua, guru akan selalu mendapat doa kebaikan atas
jasanya mengamalkan ilmu. Betapa setiap kata yang keluar dari lisannya
mengajarkan setiap muridnya pada kebenaran, akan berbuah doa yang tiada henti
bagi kebaikkannya.
“Sesungguhnya Allah, malaikat dan
ahli (penduduk) langit dan bumi; hinggakan semut di dalam lubang dan juga ikan
paus (meliputi seluruh haiwan di darat dan di laut) mendoakan kebaikan ke atas
orang yang mengajarkan perkara yang baik kepada manusia.” (HR Tirmidzi)
Hargai Gurumu!
Tidak
ada yang lebih membahagiakan bagi seorang guru selain melihat muridnya menuntut
ilmu dengan baik darinya dan mengamalkan ilmu yang didapat dalam kehidupan
sehari-hari. Mereka tidak mengharapkan pujian, sanjungan, hadiah ataupun
penghargaan. Melihat muridnya tumbuh menjadi manusia bergunapun telah cukup
membayar segala peluh dan lelahnya.
Mulai
sekarang, hargailah gurumu! Karna merekalah kita bisa membaca dan menulis
sebagai modal awal menapaki jalan berikutnya. Berterimakasihlah atas dedikasi
tulus yang guru kita berikan. Taatilah mereka selama apa yang mereka ajarkan
adalah kebaikan, ikuti arahan dan bimbingannya karna mereka pasti akan
memberikan yang terbaik bagi kita. Dan, doakanlah semoga akan selalu ada kebaikan
bagi guru-guru yang tak lelah mengajarkan kita segala hal tentang hidup, kebenaran,
perjuangan, semangat dan kesadaran akan harga diri bangsa.
Semoga,
diusianya yang menginjak 66 tahun sama seperti usia bangsa ini, guru dapat
lebih professional dan berkarakter serta dapat menularkan karekter kebaikannya
kepada murid-muridnya. Berkaca dari mirisnya kondisi bangsa kini yang krisis
akan kejujuran dan kepedulian. Semoga dapat menjadi suntikan semangat bagi guru
untuk terus berjuang menanamkan nilai kejujuran dan kepedulian pada generasi
muda Indonesia dan memperbaiki segala bentuk keruntuhan moral yang tengah
meradang bangsa ini. Sehingga dimasa depan, bangsa Indonesia dapat kembali pada
kejayaan. Teruslah bergerak menuntaskan perubahan pada bangsa ini! Terimakasih
guruku.
Guruku tersayang
Guruku tercinta
Tanpamu apa jadinya aku
Tak bisa baca tulis
Mengerti banyak hal
Guruku, terimakasihku
http://kampus.okezone.com/read/2011/11/23/367/533181/guru-ajariku-kepakkan-sayap
Vissiana Rizky Sutarmin
Rumah, 23 November 2011
Rumah, 23 November 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar