Akhir-akhir ini lumayan muak. Duh sistem, sampai kapan menggerogoti
rakyat kecil seperti kami. Memang tak hanya disini tapi diseluruh Indonesia,
praktik KKN dan kezaliman pemimpin akan selalu ada. Kasihan anak-anak, orang
tua, mahasiswa, orang-orang yang sakit, orang-orang miskin, mereka dirugikan.
Aku dirugikan.
Duh Tuhan, premanisme ada dimana-mana. Bahkan disini. Kami rakyat
kecil bahkan tak bernafas dengan bebas. Kesana harus bayar. Kesini harus bayar.
Pakai ini harus bayar. Pakai itu harus bayar. Ingin ini harus bayar. Ingin itu
harus bayar. Mau lancar harus bayar. Mau cepat harus bayar. Mau mudahpun harus
bayar. Pungli oh pungli. Saku jaketku kering kerontang, hilanglah belas kasih.
Oh, ternyata harus ada uang.
Duh Rancamanyar, premanisme, kezaliman, kemaksiatan. Kini apa?
Banjir datang. Beberapa merana kebasahan, beberapa lagi tertawa kegirangan,
bermain air genangan. Duh Rancamanyar, kedengkian, penghinaan, pertengkaran
begitu mudah berdatangan. Kemaksiatan dibiarkan. Harta orang diributkan. Tetangga
beli tv, sariawan. Tetangga beli motor, meriang. Tetangga beli mobil,
jantungan. Tetangga renovasi rumah, kepala kleyengan. Duh Rancamanyar,
anak kecil ditampar “seseorang”, katanya karena nakal. Untung sang Ayah masih
berbaik hati, tak melaporkannya pada polisi. Duh Rancamanyar, pengedar obat
terlarang bebas bersarang. Pemuda-pemuda terjebak, bingung mau jadi apa.
Menikah, berkonflik terus cerai. Mengingatkan pada kebenaran dibilang
kampungan.
Duh Baleendah, Citarum meninggi rakyatpun kebingungan. Tradisi
banjir jadi rutinan. Beruntung sempat ada penangan saat musim kemarau. Pengerukan
Citarum yang dulu jadi tontonan. Duh Baleendah, beberapa ruas jalan terkadang
mandek. Macet total. Benar-benar tak bergerak. Kendaraan sebelah kanan memenuhi
jalan sebelah kiri. Kendaraan sebelah kiri memenuhi sebelah kanan. Orang-orang
tak sabar, orang-orang meradang. Berbuahlah pertengkaran, berbuahlah
perkelahian.
Duh Kabupaten Bandung, Soreang Ciwidey merana. Longsor menutup
jalan. Kemacetan sampai 1 Km. Longsor meratakan rumah. Si Pemilik tunduk
pasrah. Duh Kabupaten Bandung, Sang Pemimpin nampaknya jauh lebih baik dari
yang kemarin. Meski tak tepat waktu namun cukup tepat janji. Kami doakan semoga
Anda selalu diberkati.
Akhir cerita semoga Tuhan senantiasa melindungi kami dari pemimpin
yang zalim, dari premanisme yang kian berkembang, dari bencana yang tidak
sanggup kami menghadapinya, dari kejahatan para koruptor, pencuri, penjual
obat-obatan terlarang, orang-orang dengki dan dusta. Terimakasih pemimpin yang
(masih) memegang teguh amanah, para guru yang tak lelah mengabdi,
ustad-ustadzah yang tak henti berbagi, dan semuanya yang baik hati. Pray for
Rancamanyar, Baleendah dan Kabupaten Bandung. Pray for Indonesia.. J
#Tentang daerahku, yang baru sedikit aku tahu..
#Tentang kampungku, yang membuat aku pilu..
Vissiana Rizky Sutarmin
19 November 2012, 21:02
*Sumber gambar : www.google.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar