“Tak
ada satupun manusia di muka bumi yang tak ingin dihargai..” (Musikimia)
Seperti
lirik dari lagu Musikimia berjudul “Apakah Harus Seperti Ini” diatas, ya tak
ada satupun manusia di muka bumi yang tak ingin dihargai. Harga dari sedikit
rasa saling menghargai begitu mahal, bahkan terlampau mahal di era ini,
terlebih ditempat ini, Indonesia. Dengan budaya ketimuran yang begitu kental
menyemat pada perwajahan Indonesia, rasa saling menghargai tentu jadi salah
satu nilai utama, seharusnya. Namun kenyataannya tidak selalu demikian.
Barat
yang digadang- gadang menguasai hal- hal negatif tentang kehidupan mulai dari
hedonisme, atheisme, kapitalisme, liberalisme hingga isme- isme lainnya seolah
tak pantas dipandang sebagai cerminan. Memang, banyak contoh tak baik dari
barat, misalnya saja dari kehidupan bebas tanpa aturan yang sering mereka
jalankan. Tapi bagaimana dengan etos kerja, ketepatan waktu, dan sikap saling
menghargai? Tidakkah kita ingin belajar dari mereka tentang apresiasi? Terutama
tentang apresiasi terhadap sesama manusia.
Heran,
mana mungkin Indonesia yang “Bhineka Tunggal Ika” ini dihuni oleh masyarakat
yang kebanyakan kurang bisa menghargai satu sama lain. Tapi, semoga ini
hanyalah penampakan dari sekedar permukaan. Semoga kekerasan atas nama
golongan, suku, budaya, agama atau suporter sepakbola yang beberapa waktu
kebelakang pernah terjadi hanyalah setitik noktah pada susu sebelanga.
Ingin
rasanya, kelak negeri ini menjadi negeri yang hakiki. Hakiki dengan nilai yang
diusungnya. Sehingga semboyan tak lagi jadi hiasan melainkan menghujam dalam
jiwa dan teraplikasikan pada perbuatan. Saling menghargai. Putih menghargai
hitam, kaya menghargai miskin, tinggi menghargai rendah.
Jangan
ada lagi pertengkaran hanya karena beda persepsi. Jangan ada lagi pertikaian
hanya karena beda golongan. Jangan ada lagi perkelahian hanya karena rasa diri
paling benar. Segala hal bisa dikomunikasikan dengan baik. Pasti ada alasan
yang dapat dijadikan sebab mengapa kedamaian mesti tercipta dimanapun. Mungkin
karena kita satu agama, atau mungkin karena kita satu negara. Atau mungkin
juga, karena kita sama- sama manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar