Senin, 21 Maret 2011

Menjadi Bahagia dengan Syukur


Oleh: Vissiana Rizky Sutarmin


“Jangan menunggu hingga menjadi bahagia jika hanya untuk tersenyum, tapi tersenyumlah agar menjadi bahagia”. Pasti kutipan itu tidaklah asing ditelinga kita. Ya. Itulah kutipan Dr.Aidh Al-Qarni dalam bukunya berjudul “Laa Tahzan”. Penderitaan dan ujian yang dialami seorang manusia terkadang membuat manusia tersebut merasa menjadi orang paling menderita sedunia. Padahal jika kita bisa “membaca” situasi, keaadan dan kondisi sekitar kita, kita pasti akan malu. Pertama malu kepada Allah atas kekufuran kita, padahal Allah begitu sangat menyayangi hamba-Nya. Kedua, malu pada diri sendiri, melihat orang lain begitu kuat menghadapi cobaan padahal cobaanya lebih berat  sedangkan diri kita yang begitu lemah dan payah menghadapi cobaan yang lebih ringan. Ketiga, malu kepada orang lain, karna bisa jadi orang lain begitu memimpikan jadi diri kita.
Kita hendaknya tidak berprasangka buruk kepada manusia, begitupun kepada Allah. Yakinlah bahwa Allah tidak akan menguji seseorang diluar batas kemampuannya. Sahabat semua pasti sudah tahu ayat yang menjelaskan hal tersebut, “Laa yukallifullahu nafsann illaa wusa’haa” (QS.Al-Baqarah:286). Nah, setelah diperkuat dengan ayat tadi, sahabat tidak ragu lagi kan bahwa apapun cobaan yang diturunkan Allah kepada kita, kita pasti akan mampu menghadapinya?
Kita sebagai manusia sebenarnya terlahir dengan banyak kelebihan dibanding makhluk ciptaan Allah lainnya. Pertama , kita tercipta dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Kedua, kita diberi akal untuk berfikir. Ketiga, kita dibekali hati. Jadi apalah yang selanjutnya membuat kita begitu lemah dan putus asa menghadapi segala cobaan ? jadilah seseorang yang kuat, karna apa? Karna kita semua sesungguhnya memang kuat. Dengan segala anugerah yang telah Allah lebihkan kepada kita, umat manusia.
Ada satu hal kecil dan mungkin sepele yang sering kita lupakan, senyum! Ya. Mungkin senyum bukanlah segalanya, dengan senyum masalahpun tidak berarti akan selesai. Tapi, dengan senyum kita akan merasa lapang, tenang, bahagia, sehat dll. Ingat dengan kutipan Dr.Aidh Al-Qarni? Orang yang bahagia bukanlah orang yang tidak pernah diberi cobaan dan hanya diberi oleh Allah nikmat saja. Orang yang bahagia adalah orang yang bisa kuat menghadapi segala cobaan dengan lapang. Senyum sebagai tanda syukur kepada Allah atas segala nikmat yang Ia berikan dan syukur karna masih diperhatikan dan dipercaya oleh Allah untuk dipikulkan padanya ujian. Berbahagialah bagi yang tengah diuji, itu berarti Allah menyayangimu, Allah ingin menjadikan mu orang yang kuat. Sesungguhnya orang yang bermasalah adalah orang yang tidak pernah mendapat masalah, karna Allah sudah tidak memperhatikannya lagi. Naudzubillah.
Jadi, tidak lagi ada alasan bukan bagi sahabat untuk tidak tersenyum bahagia? Masalah, setiap orang pasti punya masalah. Tapi selama kita masih bisa menghirup oksigen ini secara gratis, masih diberi kesehatan, masih mendapat rezeki, masih bisa makan dengan nasi hangat dan bisa minum air yang jernih. Apatah lagi alasan kita untuk tidak bersyukur? Bersyukurlah sahabat! Dan tunjukan rasa syukur sahabat, bukan hanya dalam hati dan lisan tapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya dengan tersenyum. Akan banyak orang yang bahagia dengan senyum sahabat, bukan hanya diri sahabat pribadi tapi juga orang disekitar sahabat. So, mengapa senyum manis itu harus disembunyikan? Tersenyumlah… J J J
(Artikel ini dibuat dengan harapan, bisa menjadi pengingat bagi saya sendiri agar sentiasa bersyukur dan bagi sahabat semua yang berkenan membaca tulisan sederhana ini. Kritik dan saran sahabat SANGAT ditunggu)

3 komentar: