Tentang “Kisah Lainnya”
Ingatan saya terhadap pertanyaan dua tahun yang lalu seketika
muncul lagi. “Oke, kita lihat saja seperti apa Ariel itu!” batin saya bergumam.
Ah, tapi percuma. Saya tidak mungkin menanyakan hal tersebut pada Ariel, toh program
“Kick Andy” tidak menghadirkan sesion tanya jawab. No voice, no camera, no
cemberut, keep silent, begitu peraturannya.
Akhirnya tiga sesion pun selesai. Selain Ariel beserta teman-teman
Noahnya, acara tersebutpun mengadirkan Dik Doank beserta anak-anak Kandank Jurank
Doank, Baim, Pongki Barata, Cella Kotak, Dewa Bujana, Ovi RIF dan banyak
gitaris tenar lainnya. Sepulang dari acara tersebut saya membawa pulang album
kompilasi “1 Gitar 1000 Nada” dan buku “Kisah Lainnya” yang didalamnya
terdapat bonus CD Spesial Album Instrumentalia Suara Lainnya.
Lumayan senang, karena saya suka buku, apalagi gratis, hehe. Tak
ingin menunggu waktu lama, buku itupun saya selesaikan dalam satu malam. Seru
juga, mengalir, renyah, menyedihkan, mencengangkan, naif, datar, wow, aneh,
sedikit memaksakan. Begitulah kesan saya setelah membaca buku tersebut. Tapi
yang saya tidak sangka adalah bahwa saya dapat menemukan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan saya yang muncul 2 tahun lalu saat berada ditengah-tengah
massa aksi.
Saya hanya bisa bergumam lirih, “Oh, gitu”. Scenario Allah memang
tak terduga, termasuk dipertemukannya saya dengan buku ini. Kini tanggung jawab
saya adalah merampok hal-hal positif didalamnya dan mengambil pelajaran untuk
menjauhi hal-hal negatifnya.
Buku ini berisikan kisah Ariel, Uki, Reza, Lukman dan si bungsu
David. Masing –masing tokoh bercerita tentang sejarah mereka saling kenal,
bergabung dalam satu band, menapaki karir didunia hiburan hingga beberapa
masalah yang pernah mereka hadapi. Meski lebih dominan kisah Ariel, namun yang
paling menarik bagi saya adalah kisah Lukman, Reza dan David.
“Reza mengibaratkan perubahan yang dirasakan seperti meminum kopi.
Ketika kopi dan gula diseduh dengan air panas, lalu diaduk dengan sendok,
ketiga unsur tersebut saling bercampur. Dalam keadaan seperti itu, kita tidak
bisa menikmati bagaimana rasanya meminum kopi. Tetapi, kalau sabar menunggu
sebentar, semua kenikmatan dari kopi akan muncul karena ampasnya kini sudah ada
di dasar gelas.” (Lukman, dalam
buku “Kisah Lainnya”)
“Near death experience yang saya alami sepertinya adalah tataran
lainnya, sebagai jawaban atas doa saya. Peristiwa itu menghidupkan nafas jiwa
saya sekali lagi. Kini dan seterusnya, cara saya memandang hidup menjadi lebih
peacefull.” ( David, dalam
buku “Kisah Lainnya”)
Kisah inspiratif dan motivatif paling kentara saya rasakan pada
kisah Lukman, Reza, dan David. Pada kisah Lukman dan Reza, saya merasa seperti
diajak memahami kasih sayang Allah yang begitu luas. Kisah perjalanan mereka
mendalami Islam membuat saya merasa telah terlalu sempit memandang Rahman Rahim
Allah. Pun pada kisah David, akhir kata saya merasa mendapat sentilan di jidat
yang meskipun sedikit tapi membuat saya sakit. David adalah tipikal orang yang
kuat, optimis dan tegar. Itulah yang kemudian harus saya contoh. Sakit bukanlah
akhir dari segalanya. Tetap bangkit meski keadaan sulit. Tetap optimis meski
batin menangis.
Selama fikiran kita positif, hati kita lapang dan semua indera
terbuka, maka apapun itu bisa kita jadikan pelajaran. Kebaikan bisa kita
dapatkan dari siapapun. Saya jadi ingat sebuah hadits yang artinya “Dengar apa
yang dikatakannya, jangan lihat orangnya”. Intinya adalah melihat lebih dekat
jauh lebih bijak dibanding menghakimi terlalu dini.
Segala bentuk pornografi dan pornoaksi, apapun alasannya tidaklah
dapat dibenarkan. Dari sekian banyak kejahatan, mengajarkan ponografi dan
kekerasan adalah kejahatan terkeji. Setidaknya begitulah hemat saya. Saya
mungkin pernah kecewa dengan kasus dua tahun lalu. Tapi, jika mereka (Uki,
Lukman, Reza, David dan terutama Ariel) dapat mengambil hikmah untuk kemudian
menjalani kehidupan baru yang lebih baik dan lebih bermakna, saya akan amat
berbangga.
Allah tetap Yang Maha Tahu..
“Cerita ini tak lagi sama, meski hatimu selalu disini. Mengertilah
bahwa ku tak berubah, lihat aku dari sisi yang lain.” (Tak Lagi Sama-Noah)
Rabu, 14 Desember 2012, 23:
*sumber gambar: www.google.co.id