Jumat, 24 Mei 2013

Teruntuk Engkau yang Ku Anggap Kawan





Bagiku kau ibarat manusia langit yang kupandang dari bumi. Begitu tinggi, menjulang, dan ketidakmungkinan jauh lebih mendominasi ketimbang harapan. Ini perihal mata elang. Ya, yang bisa aku lakukan hanyalah melihatmu dari kejauhan. Tidak begitu jelas. Samar namun lumayan membantu diri ini agar tenang.

Bahagianya melihatmu jauh lebih baik. Sakitmu nampak hilang, kau bahagia sekarang. Setidaknya itu yang aku lihat dari kejauhan. Dan aku rasa amat bahagia dengan itu. Syukurlah, kau baik- baik saja.
Jangan ingin tahu siapa aku dan bagaimana kondisiku sekarang. Oh, kau juga nampak tak ingin tahu. Tidak mengapa. Doa dan pengharapanku akan kebahagianmu tak pernah kupaksakan akan terbalas. Cukup dengan semakin sayang dan bangganya Allah padaku. Itu saja cukup.

Lama sekali aku tak tahu kabar terkini tentangmu. Bagaikan breaking news yang terpaksa tidak tayang selama berbulan-bulang hanya karena kehabisan bahan. Ya, aku memang sangat malas akhir- akhir ini. Semua menjemukan. Aku jadi malas membaca, menulis dan mengerjakan skripsi. Malas. Dan malasku ini sudah lumayan akut.

Hmm, untunglah. Kabarmu menyeruak kembali, ya meskipun tidak langsung darimu. Seperti disulut api semangat, kabar kesuksesan akademikmu membuat ku kembali berminat melirik kembali skripsi yang nampak berdebu. Ya, aku begitu bersemangat. Jika kau berhasil meraih kesuksesan akademik, akupun harus bisa! 

Bagiku kau ibarat seorang pahlawan yang dikerumuni banyak orang. Sedang ku hanya bisa melihat dari kejauhan sambil bersembunyi dibalik pepohonan. Tolong jangan bilang aku pengecut! Tolong! Karena aku lakukan ini bukan karena aku pengecut. Mungkin aku terlalu sayang padamu. Hingga prasangka buruk jauh lebih mendominasi ketimbang kepercayaan diri. Aku takut mengganggu, aku takut kau menyesal pasca tahu siapa aku, aku takut kau membenciku dan blablabla ketakutan yang lainnya. Oh tidak, aku didominasi ketakutan. Dan bukankah pengecut yang bersedia dikalahkan oleh ketakutannya sendiri? Baiklah, sekarang kau boleh menyebutku seorang pengecut. Tak mengapa, jika itu bisa membuatmu bahagia.

Ku harap kau akan dan selalu baik- baik saja. Ku harap kau diberi keselamatan serta keberkahan atas semua aktivitasmu, dengan pesawat terbang dan kapal laut itu. Ku harap kau tetap sehat. Teruntuk engkau yang ku anggap kawan. Jaga dirimu baik- baik!


*the image taken from google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar