Merayakan Postingan ke- 62
Postingan
ke- 62 itu sebenarnya tidak ada apa- apanya. Saya hanya penulis amatir
dibandingkan mereka penulis- penulis keren yang jumlah karyanya ribuan bahkan
jutaan. Tapi, izinkan saya merayakan ini, sebagai tanda syukur saja, syukur
atas segala hal. Oya satu lagi, saya tulis ini sebagai bentuk ekspresi saya
dalam mentertawakan diri sendiri.
Saya
ingin tahu, apa yang terbersit dalam pikiran kalian ketika kalian mendengar
kata “mentertawakan”? Tidak perlu mencarinya dalam kamus Bahasa Indonesia
karena memang tidak ada. Itu artinya kata “mentertawakan” bukan kata yang baku?
Iya betul, hehe.
Jika
saya boleh mengurai, kata “mentertawakan” itu memiliki kata dasar “tertawa”
dengan imbuhan “me” dan “kan”. Dalam bahasa Indonesia, seperti yang kita tahu,
imbuhan “me” dan “kan” berarti “membuat jadi”. Contohnya seperti yang terdapat
dalam kata “menjinakkan” yang berarti “membuat jadi jinak”.
Oke.
Jadi salah satu tujuan saya memposting tulisan ini adalah untuk “mentertawakan
diri sendiri”. Apa tuh? Iya, saya harap postingan ini “membuat saya jadi
tertawa”, haha..
Memang
jika direnungkan, setelah mencoba belajar menulis sejak lama (sampai detik ini
pun masih belajar) dan menyalurkannya dengan media blog (meski masih
berantakan) dan juga coba- coba kirim ke media online, saya jadi mengerti.
Terkadang jika sedang luang saya iseng- iseng membaca kembali tulisan- tulisan
lama saya. Dan taraaaa….., jujur saja saya tersenyum- senyum sendiri. Ternyata
saya pernah begitu bersemangat, kritis, idealis, autis, terkadang begitu naif,
pragmatis, terlalu dibuat- buat, kadang juga apa adanya, menggebu- gebu sampai
tulisan yang pesimistik. Wah ternyata begitu saya kelihatannya pada perwujudan
tulisan- tulisan lama saya.
Saya
tulis ini juga sebagai bentuk kenangan. Kenangan bahwa saya pernah begitu
kritis, idealis, naif, pragmatis, menggebu- gebu, mengalir, dibuat- buat,
terlalu sok’, tidak karuan dan sebagainya. Saya tulis ini sebagai pengingat.
Pengingat bahwa saya tidak melulu konsisten membawa warna pada tulisan saya,
kadang merah, hijau, biru, putih tak jarang juga hitam. Dan ini artinya, saya masih harus banyak belajar!
Hmm,
itu artinya manusia pun tidak bisa dinilai isi batin dan fikirannya hanya dari
tulisan- tulisannya bukan? Pun saya. Karena tulisan seseorang yang kita baca saat
ini, mungkin tidak lagi jadi identitas bagi penulisnya sekarang. Contoh
kecilnya saya. Dulu sekitar tiga tahun yang lalu, saya pernah membuat sebuah
tulisan tentang music metal. Saya dengan serampangannya mengungkapkan bahwa
music metal itu tidak baik, menyesatkan dan bla bla bla. Duh, beraninya ya saya
mengungkapkan itu tanpa menganalisa lebih jauh dan hanya menerima informasi
dari satu pihak saja. Padahal setelah saya cari tahu lebih jauh, ada banyak sekali
hal- hal mencengangkan soal music metal yang ternyata tidak melulu negative.
Saya
tidak menyesal, dan memang tidak perlu menyesal. Toh semuanya memang sudah
terjadi, tulisan- tulisan kita pun sudah terlanjur terposting. Yang pasti, kita
tidak mungkin jadi seperti sekarang jika kita tidak mengalami apa- apa yang
kita alami dibelakang.
Bagi
saya, yang terpenting sekarang adalah mengambil pelajaran dari apa- apa yang
telah terjadi. Merenung, berfikir dan bertindak lebih baik kedepan-nya. Semoga
blog saya dapat diambil manfaatnya oleh siapapun. Maafkan saya ya jika saat
membaca blog saya tidak ada kebaikan yang bisa diambil. Semoga Allah mengampuni
saya dan semoga saya dapat mempertanggungjawabkan semua kelak dihadapan-Nya.
Terimakasih
telah berbaik hati meluangkan waktunya yang berharga untuk membaca tulisan-
tulisan sederhana di blog saya..
Perkenalkan,
ini saya, Vissiana Rizky Sutarmin yang baru, untuk sekarang…
Segala
yang positif. Semoga bertahan..
Segala
yang negative. Semoga berguguran..
Salam damai :)*gambarnya dapet dari google :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar