Selasa, 09 Agustus 2016

Bila..





Segalanya telah berubah. Ya. Waktu memang merubah segalanya. Rasanya masih seperti mimpi memandang diri di cermin.  

“Aku telah lain dari kemarin..”


Tapi apa yang berubah?


Mungkin terlalu banyak yang berubah sampai- sampai sulit diungkapkan.


Baru beberapa hari yang lalu Bapak menelpon, masih teringat jelas rasanya setiap kalimat yang Bapak sampaikan saat itu. Terutama ini..


“Boleh jadi seseorang ditakdirkan sesuatu ‘terlalu cepat’, karena ‘terlalu cepat’ itu adalah yang terbaik buatnya. Dan boleh jadi seseorang ditakdirkan sesuatu ‘terlambat’, karena ‘terlambat’ adalah yang terbaik buatnya. Tidak ada yang ‘terlalu cepat’ atau ‘terlambat’, yang ada hanyalah segala sesuatu Allah kehendaki selalu tepat pada waktunya.”


Menerima dengan lapang dada segala hal yang dikehendaki dan akan dikehendaki-Nya memang bukanlah hal yang mudah, berat, setidaknya itu yang saya rasakan. Untuk belajar ikhlas dan tawakal tak pernah terbayang akan sesakit dan sedilema ini. Begitu banyak orang hebat diluar sana, ikhlas dan tawakal bahkan telah menjadi nafas mereka. Sedangkan saya? Saya masih harus bersusah payah menyeret keseluruhan diri saya untuk tetap berdiri tegak diatas satu titik. Titik yang saya yakini merupakan awal mula dari segalanya.


Menjadi benar- benar fokus hanya pada pandangan dan kasih sayang- Nya ketika banyak pandangan orang terhadap diri yang ingin saya luruskan juga bukanlah hal yang mudah, berat, setidaknya itu yang saya rasakan. Begitu banyak orang kuat diluar sana, ketauhidan bahkan telah menghujam kedalam dadanya. Sedangkan saya? Saya masih tertatih, bahkan masih ringkih untuk sekedar memandang langit. Langit yang saya yakini merupakan salah satu manifestasi dari ke-Maha-an-Nya.


Bila tauhid adalah sebuah istana megah berhalaman luas dan berpagar tinggi, maka mungkin saya hanyalah seorang anak kecil yang berdiri mengintip disela- sela pagarnya sambil membayangkan apa saja yang indah didalam sana. Ah, bahkan pengibaratan yang saya buat pun mungkin salah.


Semoga Allah mengampuni saya, karena saya ‘terlalu cepat’ membuat simpul. Dan semoga Allah mengampuni saya, karena saya ’terlambat’ untuk memahami segalanya.




Bandung, 09 Agustus 2016 



*Sumber gambar : https://www.youtube.com/user/tasawufthesufism

Tidak ada komentar:

Posting Komentar