“Sesungguhnya
kita milik Allah dan kepada-Nya kita kembali.”
Beberapa
bulan terakhir ini benar- benar luar biasa. Aneh juga sebetulnya. Hai, mari
kita bicara tentang sesuatu yang kita tak dapat mengelak darinya, sesuatu yang
pasti akan datang meski ntah kapan dan dengan cara apa, sesuatu yang mungkin
kebanyakan kita takutkan. Ya, mari kita bicara tentang mati.
Sudah
berkali- kali, secara berkala pula, saya bermimpi jika orang- orang yang saya
kenal mengantarkan saya ke pemakaman. Mulai dari keluarga, teman sekolah, temah
kuliah, sampai teman kerja. Semua bergantian. Belum lagi mimpi- mimpi lain yang
saya “lupa-lupa ingat”, tapi masih berkisar soal kematian.
Saya
yakin, tidak ada sesuatu apapun didunia ini terjadi kecuali atas kehendak-Nya,
bahkan sehelai daun yang jatuhpun Allah tahu. Semua pasti ada alasannya.
Saya
amat beruntung, beberapa bulan ini baik keluarga maupun teman, semua
mengingatkan saya tentang kematian, baik langsung ataupun tidak langsung. Ya
walaupun jujur saja saya masih heran, kenapa mereka yang datang pada saya selalu
mengatakan hal- hal yang berkaitan dengan kematian. Pasti ada alasannya, saya
yakin.
Saya
akan ceritakan beberapa kejadiannya ya.
1. Secara
mengejutkan saya dengar bahwa Kang Fajar Febian meninggal dunia. Saya tidak
mengenal beliau meski beliau teman sekantor saya. Hanya sempat beberapa kali
saja berpapasan dan tersenyum. Tapi lihat, Kang Fajar masih begitu muda. Siapa
yang bisa menghalangi jika Allah berkehendak beliau harus pulang?
Beberapa
temanpun mengirim saya bbm untuk mengkonfirmasi kabar meninggalnya Kang Fajar,
bertanya kapan, kenapa dan bla.. bla.. bla..
Hampir
semua berkata, “Kazz, kematian rasanya semakin dekat ya..”
Beberapa
teman ada yang berkata, “Kazz buruan nikah, kematian mungkin sudah dekat.
Kiamat juga sudah dekaaaat!!”
Oke
stop! Dari sini saya mengerti, pada akhirnya ada yang jauh lebih pasti
dibanding pernikahan, karier, kerja, lanjut s2 atau whatever that. KEMATIAN!
2. Seorang
teman mengirim pesan lewat messenger,
“tok tok tok”..
“Siapa
disana?” jawab saya
“Kenalkan,
saya malaikat pencabut nyawa, hahaha..” ujarnya.
Astaga,
saya benar- benar sedang berkutat dengan segala yang berkaitan dengan kematian.
Pesan itu membuat saya diam sesaat. Astagfirullah, betapa syahdu sekaligus
menakutkannya kematian, meskipun itu baru dalam bayangan.
Seseorang
pernah berkata, “Bersyukurlah jika kamu punya teman, yang dengannya kamu jadi
ingat mati, ingat bahwa ada yang lebih hakiki, akhirat nanti..”
Dan
bentuk pengingat itu beragam. Semoga kita peka mengambil hikmah dan pelajaran.
3. Ini
bukan kejadian terakhir, tapi paling membuat saya pucat.
“
Kenapa ya saya sering teringat mobil Ambulance dan keranda jenazah setiap
melihat wajah kamu..?” Tanya seorang teman.
Saya
hanya bisa tersenyum hambar, saya bingung harus menanggapi pertanyaan itu
dengan perkataan apa.
“Haha,
abis semua yang kamu omongin, mimik wajah kamu, sampe denger nama kamu aja aku
jadi inget mati..” tambahnya.
Oh
andai dia tahu isi hati saya, dengan perkataannya itu, saya juga jadi ingat
mati, ditambah ngeri- ngeri takut juga sebagai pelengkap rasanya. Tidak apa-
apa. Saya justru merasa beruntung. Biarlah kita jadi saling pengingat mati,
mudah-mudahan dengan begitu memacu kita agar jadi pribadi yang lebih baik, dan
menahan nafsu kita terhadap keinginan duniawi yang berlebihan.
Meski
sepintas beberapa celotehan teman itu lucu, tapi sebenarnya saya belum bisa
menanggapi sepenuhnya selucu itu. Saya resah, teramat sangat, kepikiran, takut
juga, semua bercampur aduk menjadi sesuatu yang sulit sekali dijabarkan. Semacam
tempaan dari sekitar ditambah intuisi, insight solution, feeling, firasat, yang
semuanya terasa bercampur jadi satu. Dan mau tidak mau saya harus terima, bahwa
ya, segalanya berkaitan. Semoga Allah memberi saya ilham dan pengertian agar
dapat memahami semua ini.
Akhir
kata, siapapun kemudian yang harus pulang lebih dulu, semoga tidak pulang
kecuali dalam keadaan khusnul khotimah, disayangi-Nya, selamat dunia akhirat. Jangan
takut, karena sesungguhnya kasih sayang-Nya jauh lebih besar dari murka-Nya.
Ps:
Karena perasaan yang tak menentu, alur tulisan ini mungkin #*&;^%*)*&!;%$,
maaf..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar